Sejarah singkat energi angin atau turbin angin



Historical Dutch windmill, © Bundesverband WindEnergie e.V

Sejarah singkat energi angin atau turbin angin


sejak jaman dahulu manusia telah memanfaatkan energi dari angin untuk membantu kehidupannya sehari-hari. Maka dengan demikian bukan pemanfaatannya bukan merupakan ide baru lagi. Selama berabad-abad, kincir angin dan kincir air adalah satu-satunya sumber yang digunakan untuk aplikasi mekanik, bahkan beberapa diantaranya masih digunakan sampai sekarang.

Manusia telah menggunakan energi angin dalam pekerjaan sehari-hari mereka selama sekitar 4.000 tahun. Layar yang digunakan pada kapal laut sudah merevolusi pelaut yang tidak lagi harus tergantung dengan kekuatan otot atau manusia sehingga daya jelajah pelayaran menjadi semakin luas. Pada 1700 SM, Raja Hammurabi Babel sudah menggunakan tenaga angin untuk mengairi Mesopotamia. Selain pompa untuk irigasi atau drainase, kincir angin yang sebagian besar digunakan untuk mengolah biji-bijian hasil pertanian.

Tetapi turbin angin yang menghasilkan listrik saat ini adalah baru dan inovatif. Kisah suksesnya dimulai dengan inovasi teknis, seperti penggunaan bahan sintesis untuk membuat baling-baling. Perkembangan dibidang aerodinamika, mekanik / elektro, teknologi kontrol, dan elektronik memberikan landasan teknis yang digunakan turbin angin yang umum ada saat ini.

Sejak tahun 1980, turbin angin telah menjadi lebih besar dan lebih efisien.


Perkembangan turbin angin modern sejak tahun 1900

Kisah sukses besar turbin angin yang menghasilkan listrik langsung ke grid. Mereka biasanya memiliki dua atau tiga bilah rotor, menggunakan sumbu horosontal, rotor hub, roda gigi, dan generator, yang semuanya dapat berubah mengikuti angin. Posisi rotor berada di depan menara dimana arah angin bertiup.

Pada tahun 1920 dan 1926, Albert Betz menghitung kinerja maksimum turbin angin, sekarang disebut “batas Betz”, dan geometri yang optimal untuk baling-baling.

Pada tahun 1950, Profesor Ulrich Hutter menerapkan aerodinamis modern dan teknologi serat fiber moderen untuk membangun baling-baling pada turbin angin dalam sistem eksperimental.

Poul la Cour dari denmark mengembangkan turbun angin yang menghasilkan arus searah. Pada tahun 1958, salah seorang murud nya yang bernama Johannes Juul mengembangkan “konsep Denmark”, yang memungkinkan arus bolak-balik ke jaringan pada pertama kalinya. Konsep ini snagat populer. Hari ini, hampir setengah dari semua turbin angin yang beroperasi menggunakan konsep ini.

Pada tahun 19800-an, Denmark mengembangkan turbin kecil dengan output nominal 20kW sampai 100kW. Dengan bantuan pemerintah, turbin ini didirikan di peternakan dan dipantai dan didistribusikan.

Di negara lain penelitian difokuskan pada sistem yang besar, dua contoh penelitian NASA di AS atau proyek GroWiAn Jerman. Sayangnya rencana ini ternyata terlalu ambisius dan setelah berjalan beberapa lama tes di fasilitas penelitian ini di hentikan.

Wind farm Sintfeld for electricity production, one of the largest wind farms in Germany, © WWEA e.V.


Turbin angin modern menggunakan sistem yang kompleks yang menggabungkan dasar-dasar teori dari berbagai bidang :

Aerodinamika dan kontruksi yang ringan untuk baling-baling dan sisitem secara keseluruhan.
Elektronik, instrumentasi dan kontrol, ilmu komputer digunakan untuk mengoptimalkan kinerja dan pengawasan.
Rekayasa konstruksi digunakan untuk membuat akses jalan dan tempat produksi.
dll

bersambung......

[aw]
source : wwindea.org
Share on Google Plus

About aw

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment